Rabu, 29 September 2010

LAPORAN KEUANGAN LAZIS "MARI BERZAKAT"



LAPORAN KEUANGAN LAZIS MARI BERZAKAT
TUTUP BUKU TGL 09 SEPTEMBER 2010

A. PEMASUKAN

No
NAMA DONATUR
UANG
1
Saldo pembukaan rekening
Rp.     1.000.000
2
Bpk.Drs.H.M.Subki Risya, MH
Rp.   50.000.000
3
Ibu Hj.Atika Banowati
Rp.     2.500.000
4
Ibu Nurul Masfufah
Rp.     1.500.000
5
Bpk.H.Budiyanto
Rp.        750.000
6
Bpk.H.Dardiri
Rp.     1.500.000
7
Bpk.H.Usman Yudi, MPdI
Rp.        750.000
8
Bpk.H.Suroso
Rp.        250.000
9
Ibu Atiq Wirawati
Rp.        500.000
10
Bpk.H.Nurjuman
Rp.     1.000.000
11
Toko Langgeng Jaya
Rp.        150.000
12
Bpk.Edi Marjuni
Rp.        100.000
13
Bpk.Ir.H.Joko Santoso
Rp.   10.000.000
14
Ibu Hj.Mirah
Rp.     1.500.000
15
Bpk.H.Marhaban
Rp.        500.000
16
Ibu Marsuci
Rp.        100.000
17
Bpk.Dr.Yudi Wiyono
Rp.        150.000
18
Bpk.Pirngadi
Rp.        250.000
19
Bpk.DR.H.M.Suyudi, MA
Rp.     2.280.000

TOTAL
      Rp.  74.780.000  
TUJUH PULUH EMPAT JUTA TUJUH RATUS DELAPAN PULUH RIBU RUPIAH

B. PENGELUARAN

No
URAIAN
JUMLAH UANG
01
25 Agustus 2010 menyantuni fuqoro masakin di Rumah Bpk.H.M.Subki Risa, MH Singosaren sebanyak 700 orang @Rp.30.000+700 nasi kotak
24.890.000
02
26 Agustus menyantuni ustadz/ah di Rumah Bpk.H.M.Subki Risa, MH Singosaren sebanyak 308 @Rp.50.000 + 308 Nasi kotak
17.110.000
03
5 September menyantuni 40 fukoro masakin di Masjid Desa Watu Bonang @Rp.30.000 dan 13 ustadz/ah @Rp.50.000
1.850.000
04
6 September menyantuni 18 ustadz/ah TPA Nurul Islam Sambit @Rp.40.000
 720.000
05
7 September menyantuni 88 fuqoro masakin di Kantor Lazis mari berzakat demangan siman ponorogo @Rp.30.000
 2.640.000
06
7 September menyantuni fuqoro masakin dirumah Bpk DR.H.M.Suyudi,MA Ngabar
2.280.000
07
Menyantuni 100 orang fuqoro masakin dan 11 TK/MI/Lembaga lain di Rumah Bpk. H.Ir.Joko Santoso Gandu Mlarak Ponorogo
7.000.000
08
Transportasi ke Desa Watu Bonang
80.000
09
9 September Honorarium Pelaksana Program 3 orang
1.200.000
10
Pengeluaran lain lain
283.000
TOTAL
58.053.000
LIMA PULUH DELAPAN JUTA LIMA PULUH TIGA RIBU RUPIAH


C. SALDO SISA

NO
URAIAN
PEMASUKAN
PENGELUARAN
SALDO
1
Jumlah Pemasukan mulai tanggal 18 Agustus s/d 9 September 2010
Rp.  74.780.000 


2
Jumlah Pengeluaran mulai tanggal 18 Agustus s/d 9 September 2010

Rp.  58.053.000



Saldo sisa pada 9 September 2010
Rp.  16.727.000
ENAM BELAS JUTA TUJUH RATUS DUAPULUH TUJUH RIBU RUPIAH


MEMBANGUN AKHLAQ BANGSA*
Oleh Drs. HM. Subki Risya, MH




 Dihari yang berbahagia ini marilah bersama-sama memanjatkan puji syukur dihadirat Allah swt yang telah memberikan taufiq, inayah dan hidayah-Nya, serta memanjangkan umur kita, sehingga kita dapat bertemu dengan Ramadhan bulan yang penuh berkah dan ampunan, sehingga kita dapat menjalankan Ibadah sholat Idul Fitri 1427 H/2006 M. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw  
Hari ini tanggal 1 syawal 1427H semua umat Islam diseluruh pelosok penjuru dunia menjalankan Ibadah sholat Idul Fitri sebagai rentetan puncak acara Ramadhan yang menghasilkan kembalinya umat Islam menjadi fitri/kembali suci, sebagaimana bayi yang terlahir dari rahim sang ibu, artinya tidak memiliki dosa, hal ini dikarnakan semua dosa umat  Islam yang menjalani Ibadah Puasa akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah swt sebagaimana sabda Rosulullah saw
 “Barangsiapa berpuasa dibulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan akan ampunan dari Allah swt, maka diampunilah dosa yang telah lalu” (Riwayat Buchori)
 Hadirin Kaum Muslimin Rohima kumullah
Allahuakbar x3 walillahil hamdu

Sebulan lamanya kita telah berpuasa ini artinya sebulan pula kita telah menjalani Training/Diklat dengan tujuan agar kita manjadi muttaqin sebagaimana firman Allah swt dalam surat albaqoroh ayat 183
 “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”
Berpijak dari ayat diatas menunjukan, bahwa tujuan Ibadah Puasa adalah agar kita menjadi muttaqin, sebagian ulama memberikan penjelasan bahwa yang dimaksud muttaqin adalah: Orang yang seluruh perbuatan dan perilakunya selalu mendatangkan kebaikan dan menghilangkan seluruh keburukan, baik; bagi dirinya sendiri maupun orang lain dan lingkungannya,
Ibadah Puasa sebagai salah satu sarana mencapai tingkatan muttaqin seorang mukmin. Hal ini didasarkan atas ketentuan, syarat  syahnya Puasa dan hal hal yang membatalkan Puasa. Ketentaun, syarat syahnya Puasa dan hal hal yang membatalkan Puasa pada hakekatnya merupakan methode latihan jasmani dan rohani yang menitik beratkan kepada tumbuh dan berkembangnya kesadaran dan ketaatan kaum muslimin sehingga pasca puasa diharapkan berperilaku lebih santun, baik secara social maupun secara keilahiaan/ketauhitan
Ibadah Puasa mendidik dan mengajak bagi semua umat muslim untuk merasakan  penderitaan bagi mereka yang tidak bisa makan, minum, tidak bisa menjalankan semua kesenangan setiap dia bernimat/menghendaki ,Situasi dan kondisi yang diderita oleh mereka yang tidak bisa makan, tidak bisa minum dan tidak bisa mewujudkan keinginannya akan secara langsung dirasakan oleh umat Islam yang sedang Puasa, sehingga Ibadah Puasa betul betul menjadi Lembaga Training/ Diklat baik secara jasmani dan rohani, Keharusan /kewajiban mengikuti Training/ Diklat ini tidak hanya berlaku bagi orang miskin, rakyat biasa atau petani tetapi berlaku bagi semua orang mukmin baik orang kaya, miskin, pejabat, petani, pengusaha dsb dengan tujuan agar menjadi orang-orang yang muttaqin
Hadirin kaum Muslimin Rohimakumullah
Allahuakbarx3 walillahil hamdu
Berdasarkan Pengalaman dan ketentuan syariat Islam bahwa Ibadah Puasa membentuk kepribadian yang santun baik dalam kehidupan social kemasyarakatan dan keibadahannya, hal ini dapat dirasakan bahwa semua yang berpuasa tidak ada yang menahan lapar dengan tidak makan dan tidak minum serta tidak menggauli istrinya disiang hari, hanya karena “tidak diketahui oleh orang lain”; akan tetapi menjalani ketentuan puasa tersebut hanya semata-mata karma taat menjalani perintah Allah swt; baik ada orang atau tidak ada orang tetap berpuasa artinya tidak melakukan hal-hal yang mengakibatkan batalnya Puasa.
Ketika Berpuasa dibulan Ramadhan kita dengan sadar memperbaiki perilaku kita misalnya “ketika kita sedang berpuasa lalu ada orang sedang berselisih /bertengkar dengan orang lain, maka tanpa sadar diantara kita selalu mengatakan puasa-puasa jangan berselisih / bertengkar nanti mengakibatkan rusaknya puasa kita” dll Jika perilaku sebagaimana tersebut diatas berlanjut sampai diluar Ramadhan dan berlangsung sepanjang tahun betapa indahnya lingkungan Masyarakat kita, sehingga tidak ada lagi orang yang berpura-pura, menipu diri dan bertengkar/berselisih dengan orang lain, dengan demikian fainsyaallah masyarakat baldatun toyibatun warobbun ghofur segera terwujud
Inilah tantangan bagi kita umat Islam untuk tetap mempertahankan kesucian diri melalui melaksanakan nilai-nilai Ibadah Puasa dalam kehidupan sehari-hari baik ketika menjadi Pedagang, Petani, Kontraktor, Guru, Pejabat dsb selalu berperilaku santun, jujur tidak berpura-pura dan selalu berbuat baik terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkunganya jika ini terjadi kita yakin bahwa bangsa kita akan segera terlepas dari krisis dimensional ini kedholiman segera mereda
Hadirin kaum Muslimin Rohimakumullah
Allahuakbarx3 walillahil hamdu
Untuk membimbing umat Islam agar betul betul mencapai tingkatan muttaqin Allah swt, dalam bulan Ramadhan menurunkan Alquran sebagai petunjuk dan alat untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga umat Islam berkepribadian dan berperilaku santun baik sesama manusia maupun dengan lingkungannya hal ini dapat dilihat dalam alquran surat  albaqoroh ayat 185
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan)Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelesan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)….”
Ayat ini dengan tegas menunjukkan kepada kita bahwa kedudukan dan fungsi alquran bagi umat Islam adalah sebagai pedoman hidup; artinya bahwa umat Islam harus menjalankan nilai nilai alquran baik dalam urusan dunia maupun dalam urusan akhirat,sehingga Allah berfirman dalam surat jumat ayat 10
“Apabila telah ditunaikan sembahyang/sholat maka bertebaranlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak banyak supaya kamu beruntung”
Allah dengan tegas memerintahkan kita  untuk berusaha dalam rangka mencari karunia Allah; salah satunya adalah berusaha mencari rizki baik dengan cara berdagang, bertani, menjual jasa / biro jasa ,menjadi pegawai/pejabat dsb dan kita diwajibkan untuk selalu dzikir/ingat kepada Allah swt agar kita tidak menjadi kelompok/golongan orang-orang yang tersesat dan kita tetap menjadi orang-orang yang beruntung, dengan berusaha mencari karunia Allah dimuka bumi tersebut diharapkan kita dapat berbahagia (hidup layak) baik didunia maupun diakhirat
“Wahai Tuhan kami berilah kami kehidupan yang baik didunia dan kehidupan yang baik diakhirat dan lepaskan kami dari siksa api neraka”
Ketika kita menjadi orang yang beruntung dimana kita dapat menikmati kehidupan yang layak; artinya kita telah memiliki harta yang lebih dan telah mencapai nisabnya, yang diperoleh melalui jalan yang halal, dan baik dengan cara menjadi pedagang, petani, dokter, kontrraktor, perbankan dsb kita wajib mengeluarkan zakat, apabila telah memenuhi persyaratannya, sebab didalam harta yang kita peroleh dan kumpulkan tersebut terdapat hak orang fakir/miskin sebagaimana firman Allah swt dalam surat adzdzariyat ayat  19
“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian artinya orang miskin yang yang tidak meminta" 
Hadirin kaum Muslimin Rohimakumullah
Allahuakbarx3 walillahil hamdu
Pengertian zakat secara redaksional para ulama berbeda antara yang satu dengan lainnya, akan tetapi pada prinsipnya sama yaitu bahwa zakat itu adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu yang Allah swt mewajibkan kepada pemiliknya untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu.
Harta yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang dan bertambah suci dan baik sebagaiamana firman Allah swt dalam surat Attaubah 103 
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketrentaman jiwa bagi mereka Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Ayat diatas memberikan pemahaman kepada kita bahwa zakat mengandung nilai kemanusiaan yang sangat tinggi hal ini dapat dijadikan dasar bagi kita untuk membangun akhlaq bangsa Indonesia yang sedang dilanda krisis kemanusiaan; dimana orang berbuat dholim tidak merasa bersalah, orang menyengsarakan orang lain tidak merasa berdosa; hal ini dapat dilihat betapa tingginya kecurangan dinegeri ini, kita termasuk lima besar Negara terkorup dunia
Adapun hikmah dan manfaat zakat antara lain adalah :
Pertama: Sebagai implementasi dari keimanan terhadap Allah swt, mensyukuri nikmat yang diberikan Allah swt, membangun akhlaq atau moral yang mulia, empati terhadap penderitaan orang lain, menghilangkan sifat kikir, rakus dan materialistis, menumbuhkan ketenangan hidup,  membersihkan harta dan mengembangkan harta yang dimiliki sebagaimana firman Allah dalam suarat arum ayat 39 
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah harta manusia ,maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah.Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang maksudkan untuk mencapai keridhoaan Allah,maka(yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)
Kedua: Zakat merupakan hak mustahik berfungsi untuk menolong, membantu dan membina mereka terutama fakir miskin kearah kehidupan yang lebih baik dan sejahtera ,sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak dan beribadah kepada Allah swt, terhindar dari kekufuran, sekaligus menghilangkan sifat iri, dengki dan hasud yang mungkin timbul dari kesenjangan social yang terjadi antara sikaya dan simiskin
Orang yang tidak mau mengeluarkan zakat  dan kikir akan menjadi pemicu lahirnya kecemburuan social dimasyarakat, juga mengundang azab Allah swt sebagaimana firman Allah swt dalam surat AnNisa’ ayat 37 “(yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh orang lain berbuat kikir dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan”
Ketiga: Zakat sebagai instrument pemerataan pendapatan. Zakat yang dikelola dengan baik dimungkinkan menjadi alternative untuk menumbuh kembangkan ekonomi sekaligus pemerataan pendapatan. Zakat juga merupakan institusi yang komprehensip untuk distribusi harta, karena hal ini menyangkut harta setiap muslim secara praktis saat hartanya telah sampai melewati nishopnya. Akumulasi harta ditangan seseorang atau sekelompok orang kaya saja, secara tegas Allah swt melarang sebagaimana firmannya dalam surat al Hasyr ayat 7 “…. Supaya harta itu jangan hanya beredar diantara orang-orang kaya saja diantara kamu….”
Berangkat dari uraian diatas diharapkan kita umat Islam dihari Idul Fitri ini dapat meningkatkan amal Ibadah kita, baik Ibadah mahdhoh maupun ibadah social, sehingga training/diklat yaitu menjalani Ibadah Puasa yang kita jalani sebulan tersebu, betul-betrul ada manfaatnya bagi perilaku dan kepribadian kita, masyarakat dan bangsa kita, mudah-mudahan Allah swt mengabulkan apa yang menjadi cita-cita kita bersama yaitu menjadi orang yang muttaqin dan mampu mengimplementasikan dalam kehidupan yakni sebagai orang yang santun dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Amin
Hadirin kaum Muslimin Rohimakumullah
Allahuakbarx3 walillahil hamdu
Dihari Idul Fitri ini marilah kita bersama-sam membersihkan hati kita melalui saling memberikan maaf diantara kita. Hilangkan rasa benci, rasa dengki gantilah semua itu dengan rasa kasih sayang, mahabbah dan marhamah. Marilah kesempatan yang indah ini kita gunakan untuk saling bersilaturrahmi saling mengunjungi kepada kedua orang tua, sanak keluarga dan sahabat untuk saling memberi maaf dengan hati yang tulus.
Dalam melaksanakan silaturrahmi harus didasari dengan hati terbuka, bermuka manis dan tidak berpura-pura dan menipu diri, kita saling memaafkan kesalahan diantara kita, mari kita buka lembaran kehidupan baru kita tutup lembaran kehidupan yang lama
Apabila orang tua kita masih hidup dan dimungkinkan dapat dihadulukan maka datangilah/kunjungilah kedua orang tua kita terlebih dahulu sebelum berkunjung/bersilaturrahmi keorang lain dan apabila kedua orang tua kita telah tiada marilah kita doakan semoga mendapat ampunan dari Allah swt dan ditempatkan disurga-Nya.selanjutnya apabila kita bersilaturrahmi maka kita sebelum masuk rumah maka ucapkan salam .
Yang tua memaafkan yang muda ayah memberikan maaf kepada anaknya suami memberikan maaf kepada istrinya mertua memberikan maaf kepada menantunya demikian pula sebaliknya.Semoga Allah swt senantiasa memberikan perlindungan, petunjuk dan hidayahnya kepada kita sehingga kita betul mendapat ampunan dari Allah swt Amin.

 Singosaren 1 syawal 1427 H
* Disampaikan dalam Khutbah Idul Fitri 1427H di Masjid Almupala Randu Alas Ponorogo Jawa Timur
  
KHUTBAH IDUL FITRI 1426H / 2005M
Oleh Drs HM. Subki Risya MH
  
Hadirin Kaum Muslimin Rohima kumullah
Dihari yang berbahagia ini marilah bersama-sama memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan nikmat Nya kepada kita; salah satu dari nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita adalah; memanjangkan umur/usia kita, sehingga dipagi yang berbahagia ini kita dapat berkumpul untuk melaksanakan Ibadah Shalat Idul Fitri 1426H/ 2005M setelah sebulan lamanya kita berpuasa
Dipagi yang berbahagia ini tanggal 1 Syawal merupakan hari kemenangan umat Islam diseluruh dunia, mereka bangkit bersama-sama, serentak mengumandangkan dan menggelorakan suara Takbir, Tahmid dan Tahlil sebagai wujud pernyataan kesyukuran serta ungkapan kegembiraan setelah satu bulan lamanya berpuasa, Hari ini merupakan hari kemenangan Umat Islam serta sebagai simpul/panji-panji kejayaan Umat Islam atas kemenangan menahan hawa nafsu dan taat menjalankan Ibadah Puasa dibulan Ramadhan
Hadirin Kaum Muslimin Rohima kumullah
Allahu Akbar x3 walillahil hamdu
Dengan didasarkan atas Keimanan, Keislaman dan Ketaqwaan, hari ini kita telah datang dimasjid untuk menjalankan Ibadah Shalat Idul Fitri, saat inilah kita perlu tafakkur tentang seberapa besar amal Ibadah kita dibulan Ramadahan yang telah kita jalani, “Apa pengaruhnya terhadap kehidupan kita, setelah satu bulan kita taat terhadap Perintah Allah untuk menjalankan Ibadah Puasa yang berisi tentang larangan untuk ber-nikmat-nikmat yaitu makan, minum, melakukan hubungan intim dengan pasangan suami/istri disiang hari, mengurangi dan atau melatih diri untuk tidak berbuat dholim, berbohong, menggunjing orang lain dsb serta diperintahkan untuk memperbanyak Ibadah/Amal Sholeh yaitu  membaca Al-quran, Dzikir, Shalat malam, Shalat Tarawih, memperbanyak Shadaqoh, Infaq,  Amal Jariyah dan mengeluarkan Zakat baik Zakat Fitrah maupun Zakat Mal dsb.
Sebulan lamanya Ibadah Shaum tersebut kita jalani dengan penuh rasa Ihlas dan penuh Ketaqwaan, “Pertanyaannya sekarang adalah; Apa dampak Ibadah Puasa terhadap kehidupan kita dihari-hari pasca Ramadhan “?
Hadirin Kaum Muslimin Rohima kumullah
Allahu Akbar x3 walillahil hamdu
Tujuan Puasa pada hakekatnya adalah agar kita umat Islam menjadi manusia yang muttaqin sebagaimana firman Allah swt dalam al Quran Surat Al Baqoroh ayat 183 
“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”
Berangkat dari pemahaman kita terhadap ayat diatas, dapat dipahami bahwa tujuan akhir dari berpuasa adalah agar kita menjadi orang yang muttaqin artinya kita menjadi sosok manusia yang utuh yaitu seorang mukmin, muslim sejati yang diimplementasikan (diwujudkan) dalam kehidupan sehari-hari yakni berperilaku santun, bersahaja, saling menghargai, menghormati memiliki rasa setia kawan, saling menyayangi, humanis, solider dsb
Sifat dan atau wujud manusia mukmin dan muslim sejati tersebut telah kita jalani/miliki selama satu bulan yakni dibulan Ramadhan. kita menjalani Perintah dan menjauhi semua larangan Allah swt, Kondisi yang kita miliki sekarang ini pada hakekatnya merupakan kondisi dimana kita telah lulus dari ujian untuk menjadi manusia sejati, yaitu kondisi Fitrah / suci sebagaimana bayi yang baru lahir dari kandungan Ibunya
Dibulan Ramadhan kita telah diuji untuk merasakan betapa lapar dan dahaganya orang yang tidak makan dan minum dalam sehari, betapa beratnya orang belajar/menghindari untuk tidak berbuat dholim, mengumpat, menggunjing dan berbuat bohong, bagaimana rasanya kita belajar menjalin hubungan yang indah antara sikaya dan simiskin untuk saling memberi dan saling menerima realitas yang ada, betapa nikmatnya ketika kita dapat/mampu memberi takjil atau berbuka puasa kepada orang lain, serta bagaimana rasanya menyayangi orang lain dalam bentuk kita mampu memberikan sebagian harta kita kepada orang yang berhak menerima (mustahiq) yaitu orang yang berhak menerima zakat; dengan rasa ihlas kita mengeluarkan sebagian harta kita baik berupa  zakat fitrah maupun zakat mal, serta rasa tidak berat, (terasa ringan) ketika kita memberikan, infaq dan amal jariyah ditempat-tempat Ibadah, seperti Masjid, Musholla dan Tempat Sosial, seperti Madrasah /Sekolahan, Pondok Pesantren, Panti Jompo, Panti Asuhan Anak Yatim dsb
Jika dikaji secara mendalam Puasa Ramadhan pada dasarnya merupakan Model Trining yang sangat komprehensip, sehingga ketika keluar dan atau selesai menjalani Trining, manusia akan menjadi fitrah/suci dan tidak memiliki dosa sebab seluruh dosanya telah diampuni oleh Allah swt,
Model dan Methode Trining ke-Islaman sebagaimana Puasa Ramadhan ini merupakan Methode Trining yang sangat sempurna, sebab Model Training ini didesign dengan sangat sempurna yaitu dipersiapkan oleh dzat yang Maha/sangat mengetahui akan arti kebahagiaan, sehingga Paket Trining ini benar benar sangat komperehensip; mulai dari Methode yang digunakan Strategi penyampaian materi Trining, pemilihan Modul-modul dan silabus yang sangat implementatif serta penetapan target dan out put yang jelas yaitu terciptanya manusia-manusia yang muttaqin
 Agar ke-Islaman kita tetap terjaga dan tetap tergolong orang-orang muttaqin, Allah swt dibulan Ramadhan menurunkan Al Quran sebagai Panduan dan atau Petunjuk bagi orang-orang muttaqin. Firman Allah dalam Al Quran surat al Baqoroh ayat 185
 “(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda ( antara yang hak dan yang bathil )”
Dalam al Quram Surat al Israa’ ayat 9 Allah swt juga menjelaskan
 “Sesungguhnya al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembirakepada orang-orang yang mukmin yang mengerjakan amal sholeh bahwa bagi merekaada pahala yang bnesar”
Ini merupakan Model Trining kemanusiaan yang berorientasi kepada pencapaian kebahagiaan didunia dan akhirat, sebab tidak hanya membersihkan dan menata hati, jiwa, pikiran dan perilaku manusia, tetapi juga harta yang dimiliki serta lingkungan disekitarnya (alam semesta) , sehingga bagi mereka yang menjalani Puasa Ramadhan/mengikuti Trining secara utuh dan sempurna, mampu menjadi manusia-manusia yang memiliki sifat –sifat mulia dan luhur serta terpuji baik dimata sesama manusia, alam semesta maupun Allah swt.
Hadirin Kaum Muslimin Rohima kumullah
Allahu Akbar x3 walillahil hamdu
Satu tahun ada 12 bulan satu bulan kita telah teruji dan lulus menjadi sosok manusia yang muttaqin; hal ini ditandai dengan munculnya indikator-indikator diatas berada dalam diri kita dan alam menunjukkan bahwa kita mampu menjadi manusia mukmin, muslim sejati, serta tanpa pamrih tanpa takut kepada siapapun kecuali hanya taqwa kepada Allah Swt kita taat menjalani semua perintah Allah swt,  dan menjahui semua larangan Nya .
 Allahu Akbar, kita telah keluar dari sifat-sifat yang menjadikan kita menjadi mahluk yang hina  dan merugi, yaitu keluar dari sifat takabur, sombong, bakhil, dengki, hasut, tamak dsb, sebab pada hakekatnya manusia itu merupakan mahluk yang merugi, kecuali orang orang yang beriman dan beramal sholeh sebagaimana Firman Allah dalam Al Quran surat al ashr ayat 2 dan 3 
“Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan  nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”
Satu bulan penuh kita telah menjadi muttaqin, untuk itu diharapkan pengalaman dan gemblengan (Proses konsientisasi) sebulan lamanya ini memberikan dampak terhadap kehidupan kita dibulan selanjutnya, sehingga sebelas bulan setelah Ramadan nanti kita masih berperilaku sebagaimana perilaku kita dibulan Ramadan, untuk itu marilah kita berdoa semoga kita tetap mendapat Inayah dan Hidayah Allah swt, sehingga diharapkan satu tahun terasa Ramadhan semua, sehingga ketika Allah memberi umur panjang dan kita masih diberi kesempatan untuk menemui Ramadhan, kita dapat mengatakan dalam diri kita” bahwa sewaktu Ramadhan yang lalu aku belum optimal melaksanakan Ibadah Puasa, al hamdullilah kita masih menemui Ramadhan lagi untuk itu akan aku maksimalkan amal ibadahku  dibulan Ramadhan ini, Amin”, jika ini yang terjadi dalam diri kita, sangat berbahagialah kita menjadi manusia.
Hadirin Kaum Muslimin Rohima kumullah
Allahu Akbar x3 walillahil hamdu
Puasa mendidik kita untuk menjadi manusia yang memiliki rasa solider, setia kawan, santun, saling mengakui, saling menghargai, saling menghormati dan humanis.  Pendidikan ini oleh Allah diimplementasikan (diwujudkan) dalam bentuk Ibadah yang harus dijalani oleh umat muslim yang sedang menjalani Ibadah Puasa Ramadhan dan alhamdulillah kita umat Islam dengan rela menjalaninya dengan hanya mengharap keridhoan Allah swt  
Sentuhan qolbu terhadap menggema dan menggeloranya suara Takbir, Tahmid dan Tahlil hari ini, hanya akan dirasakan bagi mereka yang betul betul menjalani Ibadah Puasa, demikian pula kegembiraan dan kebahagiaan hari Raya / Idul Fitri ini hanya akan dirasakan  bagi mereka yang taat menjalankan Ibadah Puasa, kondisi tersebut telah digambarkan oleh Nabi Muhammad saw sebagaimana sabdanya :
 “Bagi orang yang berpuasa mendapat dua kegembiraan; kegembiraan diwaktu berbuka dan kegembiraan diwaktu bertemu dengan Tuhannya “(Alhadis)
Idul Fitri / Hari Raya ini adalah hari kembalinya kaum muslimin kepada kesucian, hal ini terjadi karena umat Islam telah menjalankan Ibadah Puasa yang penuh dengan pendidikan konsientisasi (Penyadaran) dan telah membersihkan diri dan hartanya melalui Ibadah Zakat.
Ibadah Puasa Ramadhan adalah Ibadah yang oleh Allah swt telah dijanjikan akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu bagi mereka yang menjalankan Ibadah puasa dengan penuh keimanan dan ketaqwaan sebagaimana sabda Rosulullah saw,
 “Barang siapa yang berpuasa dibulan Ramadhon dengan iman danmengharap pahala Allah,maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (muttafaq alaih)
Sehingga sangat rasional jika hari ini kita mendekler sebagai manusia yang fitrah dan kita telah terlahir kembali tanpa ada dosa, karena dosa-dosa kita oleh Allah swt telah diampuni. Persoalannya sekarang adalah sejauhmana keimanan kita sewaktu menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan  tersebut? itu yang tahu hanyalah diri kita sendiri dan Allah swt
 Ibadah Zakat merupakan salah satu bentuk kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat muslim, sebab zakat disamping sebagai salah satu Rukun Islam yang lima juga merupakan Ibadah Sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan, untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu, guna untuk mensucikan dan mempertumbuhkan harta serta jiwa pribadi para wajib zakat, mengurangi penderitaan masyarakat, memelihara keamanan serta meningkatkan kesejahteraan. firman Allah dalam al Quran surat attaubat ayat 103
 Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Mendengar lagi Maha mengetahui
Dengan menjalankan Ibadah Puasa kemudian membayar zakat kita telah mensucikan diri dari sifat-sifat yang tercela dan keji serta kita telah terlahir kembali menjadi manusia yang memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi, santun, berkepribadian dan taqwa kepada Allah swt, maka berbahagialah orang-orang yang patuh dan taat melaksanakan perintah Alloh swt sebagaimana firman Allah dalam alquran surat al a’la ayat 14 – 15
 “ Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman). dan dia ingat nama Tuhannya lalu dia sembahyang
Dalam konsep Ekonomi Islam diajarkan bahwa harta merupakan barang amanat/titipan Illahi robbi yang berarti; harta diperuntukkan untuk kesejahteraan, tidak untuk ditimbun, dimonopoli, dipergunakan sebagai status sosial dsb, oleh sekelompok atau sebagian manusia,  sebab didalam harta seseorang menurut konsepsi ekonomi Islam terkandung hak orang lain, Firman Allah  dalam al quran surat adz dzariyat ayat 19
 “ Dan dalam harta harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat 
Hadirin Kaum Muslimin Rohima kumullah
Allahu Akbar x3 walillahil hamdu
Berangkat dari uraian diatas marilah dihari yang Fitri ini kita bersama-sama membersihkan hati kita, dari rasa bermusuhan, dengki, hasut, sombong, takabur, dan angkuh, kita ganti dengan sifat-sifat yang mulia yaitu rasa saling mencintai, menyayangi, santun, dermawan, pemaaf, solider, Melalui media silaturrahmi kita dapat saling mendatangi, meminta maaf atas perbuatan yang pernah kita lakukan, berjabat tangan dan mengedepankan persaudaraan, untuk saling memaafkan semua kesalahan yang pernah ada diantara kita
Semua perilaku yang dibenci Allah mari kita sudahi (akhiri), mari kita buka lembaran baru, kehidupan baru yang lebih Islami, kita harus sadar bahwa kita hidup bersama dalam sebuah komunitas, maka sangat logis apabila kita saling menyayangi, menghargai dan menghormati yang tua menyayangi yang muda dan yang muda menghormati yang tua, Yang tua memberi maaf kepada yang muda, ayah memberi maaf kepada anaknya, suami memberi maaf kepada istrinya, mertua memberi maaf kepada menantunya, demikian pula sebaliknya dan diantara kita sesama umat Islam dan sanak saudara untuk saling memberi maaf, minal aidin wal faizin
 Ketika bersilaturrahmi dahulukan kepada yang lebih tua, jika kedua orang tua kita masih hidup dahulukan dan jika telah tiada doakan semoga amalnya diterima oleh Allah swt dan diampuni semua dosa-dosanya.  Semoga Allah swt senantiasa memberikan Taufiq, Inayah, Hidayah dan perlindungan kepada kita. sehingga kita tetap menjadi mukmin, muslim yang muttaqin Amin.



Singosaren, 1 Syawal 1426 H / 3 November 2005 M