Rabu, 29 September 2010

KHUTBAH IDUL FITRI 1426H / 2005M
Oleh Drs HM. Subki Risya MH
  
Hadirin Kaum Muslimin Rohima kumullah
Dihari yang berbahagia ini marilah bersama-sama memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan nikmat Nya kepada kita; salah satu dari nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita adalah; memanjangkan umur/usia kita, sehingga dipagi yang berbahagia ini kita dapat berkumpul untuk melaksanakan Ibadah Shalat Idul Fitri 1426H/ 2005M setelah sebulan lamanya kita berpuasa
Dipagi yang berbahagia ini tanggal 1 Syawal merupakan hari kemenangan umat Islam diseluruh dunia, mereka bangkit bersama-sama, serentak mengumandangkan dan menggelorakan suara Takbir, Tahmid dan Tahlil sebagai wujud pernyataan kesyukuran serta ungkapan kegembiraan setelah satu bulan lamanya berpuasa, Hari ini merupakan hari kemenangan Umat Islam serta sebagai simpul/panji-panji kejayaan Umat Islam atas kemenangan menahan hawa nafsu dan taat menjalankan Ibadah Puasa dibulan Ramadhan
Hadirin Kaum Muslimin Rohima kumullah
Allahu Akbar x3 walillahil hamdu
Dengan didasarkan atas Keimanan, Keislaman dan Ketaqwaan, hari ini kita telah datang dimasjid untuk menjalankan Ibadah Shalat Idul Fitri, saat inilah kita perlu tafakkur tentang seberapa besar amal Ibadah kita dibulan Ramadahan yang telah kita jalani, “Apa pengaruhnya terhadap kehidupan kita, setelah satu bulan kita taat terhadap Perintah Allah untuk menjalankan Ibadah Puasa yang berisi tentang larangan untuk ber-nikmat-nikmat yaitu makan, minum, melakukan hubungan intim dengan pasangan suami/istri disiang hari, mengurangi dan atau melatih diri untuk tidak berbuat dholim, berbohong, menggunjing orang lain dsb serta diperintahkan untuk memperbanyak Ibadah/Amal Sholeh yaitu  membaca Al-quran, Dzikir, Shalat malam, Shalat Tarawih, memperbanyak Shadaqoh, Infaq,  Amal Jariyah dan mengeluarkan Zakat baik Zakat Fitrah maupun Zakat Mal dsb.
Sebulan lamanya Ibadah Shaum tersebut kita jalani dengan penuh rasa Ihlas dan penuh Ketaqwaan, “Pertanyaannya sekarang adalah; Apa dampak Ibadah Puasa terhadap kehidupan kita dihari-hari pasca Ramadhan “?
Hadirin Kaum Muslimin Rohima kumullah
Allahu Akbar x3 walillahil hamdu
Tujuan Puasa pada hakekatnya adalah agar kita umat Islam menjadi manusia yang muttaqin sebagaimana firman Allah swt dalam al Quran Surat Al Baqoroh ayat 183 
“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”
Berangkat dari pemahaman kita terhadap ayat diatas, dapat dipahami bahwa tujuan akhir dari berpuasa adalah agar kita menjadi orang yang muttaqin artinya kita menjadi sosok manusia yang utuh yaitu seorang mukmin, muslim sejati yang diimplementasikan (diwujudkan) dalam kehidupan sehari-hari yakni berperilaku santun, bersahaja, saling menghargai, menghormati memiliki rasa setia kawan, saling menyayangi, humanis, solider dsb
Sifat dan atau wujud manusia mukmin dan muslim sejati tersebut telah kita jalani/miliki selama satu bulan yakni dibulan Ramadhan. kita menjalani Perintah dan menjauhi semua larangan Allah swt, Kondisi yang kita miliki sekarang ini pada hakekatnya merupakan kondisi dimana kita telah lulus dari ujian untuk menjadi manusia sejati, yaitu kondisi Fitrah / suci sebagaimana bayi yang baru lahir dari kandungan Ibunya
Dibulan Ramadhan kita telah diuji untuk merasakan betapa lapar dan dahaganya orang yang tidak makan dan minum dalam sehari, betapa beratnya orang belajar/menghindari untuk tidak berbuat dholim, mengumpat, menggunjing dan berbuat bohong, bagaimana rasanya kita belajar menjalin hubungan yang indah antara sikaya dan simiskin untuk saling memberi dan saling menerima realitas yang ada, betapa nikmatnya ketika kita dapat/mampu memberi takjil atau berbuka puasa kepada orang lain, serta bagaimana rasanya menyayangi orang lain dalam bentuk kita mampu memberikan sebagian harta kita kepada orang yang berhak menerima (mustahiq) yaitu orang yang berhak menerima zakat; dengan rasa ihlas kita mengeluarkan sebagian harta kita baik berupa  zakat fitrah maupun zakat mal, serta rasa tidak berat, (terasa ringan) ketika kita memberikan, infaq dan amal jariyah ditempat-tempat Ibadah, seperti Masjid, Musholla dan Tempat Sosial, seperti Madrasah /Sekolahan, Pondok Pesantren, Panti Jompo, Panti Asuhan Anak Yatim dsb
Jika dikaji secara mendalam Puasa Ramadhan pada dasarnya merupakan Model Trining yang sangat komprehensip, sehingga ketika keluar dan atau selesai menjalani Trining, manusia akan menjadi fitrah/suci dan tidak memiliki dosa sebab seluruh dosanya telah diampuni oleh Allah swt,
Model dan Methode Trining ke-Islaman sebagaimana Puasa Ramadhan ini merupakan Methode Trining yang sangat sempurna, sebab Model Training ini didesign dengan sangat sempurna yaitu dipersiapkan oleh dzat yang Maha/sangat mengetahui akan arti kebahagiaan, sehingga Paket Trining ini benar benar sangat komperehensip; mulai dari Methode yang digunakan Strategi penyampaian materi Trining, pemilihan Modul-modul dan silabus yang sangat implementatif serta penetapan target dan out put yang jelas yaitu terciptanya manusia-manusia yang muttaqin
 Agar ke-Islaman kita tetap terjaga dan tetap tergolong orang-orang muttaqin, Allah swt dibulan Ramadhan menurunkan Al Quran sebagai Panduan dan atau Petunjuk bagi orang-orang muttaqin. Firman Allah dalam Al Quran surat al Baqoroh ayat 185
 “(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda ( antara yang hak dan yang bathil )”
Dalam al Quram Surat al Israa’ ayat 9 Allah swt juga menjelaskan
 “Sesungguhnya al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembirakepada orang-orang yang mukmin yang mengerjakan amal sholeh bahwa bagi merekaada pahala yang bnesar”
Ini merupakan Model Trining kemanusiaan yang berorientasi kepada pencapaian kebahagiaan didunia dan akhirat, sebab tidak hanya membersihkan dan menata hati, jiwa, pikiran dan perilaku manusia, tetapi juga harta yang dimiliki serta lingkungan disekitarnya (alam semesta) , sehingga bagi mereka yang menjalani Puasa Ramadhan/mengikuti Trining secara utuh dan sempurna, mampu menjadi manusia-manusia yang memiliki sifat –sifat mulia dan luhur serta terpuji baik dimata sesama manusia, alam semesta maupun Allah swt.
Hadirin Kaum Muslimin Rohima kumullah
Allahu Akbar x3 walillahil hamdu
Satu tahun ada 12 bulan satu bulan kita telah teruji dan lulus menjadi sosok manusia yang muttaqin; hal ini ditandai dengan munculnya indikator-indikator diatas berada dalam diri kita dan alam menunjukkan bahwa kita mampu menjadi manusia mukmin, muslim sejati, serta tanpa pamrih tanpa takut kepada siapapun kecuali hanya taqwa kepada Allah Swt kita taat menjalani semua perintah Allah swt,  dan menjahui semua larangan Nya .
 Allahu Akbar, kita telah keluar dari sifat-sifat yang menjadikan kita menjadi mahluk yang hina  dan merugi, yaitu keluar dari sifat takabur, sombong, bakhil, dengki, hasut, tamak dsb, sebab pada hakekatnya manusia itu merupakan mahluk yang merugi, kecuali orang orang yang beriman dan beramal sholeh sebagaimana Firman Allah dalam Al Quran surat al ashr ayat 2 dan 3 
“Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan  nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”
Satu bulan penuh kita telah menjadi muttaqin, untuk itu diharapkan pengalaman dan gemblengan (Proses konsientisasi) sebulan lamanya ini memberikan dampak terhadap kehidupan kita dibulan selanjutnya, sehingga sebelas bulan setelah Ramadan nanti kita masih berperilaku sebagaimana perilaku kita dibulan Ramadan, untuk itu marilah kita berdoa semoga kita tetap mendapat Inayah dan Hidayah Allah swt, sehingga diharapkan satu tahun terasa Ramadhan semua, sehingga ketika Allah memberi umur panjang dan kita masih diberi kesempatan untuk menemui Ramadhan, kita dapat mengatakan dalam diri kita” bahwa sewaktu Ramadhan yang lalu aku belum optimal melaksanakan Ibadah Puasa, al hamdullilah kita masih menemui Ramadhan lagi untuk itu akan aku maksimalkan amal ibadahku  dibulan Ramadhan ini, Amin”, jika ini yang terjadi dalam diri kita, sangat berbahagialah kita menjadi manusia.
Hadirin Kaum Muslimin Rohima kumullah
Allahu Akbar x3 walillahil hamdu
Puasa mendidik kita untuk menjadi manusia yang memiliki rasa solider, setia kawan, santun, saling mengakui, saling menghargai, saling menghormati dan humanis.  Pendidikan ini oleh Allah diimplementasikan (diwujudkan) dalam bentuk Ibadah yang harus dijalani oleh umat muslim yang sedang menjalani Ibadah Puasa Ramadhan dan alhamdulillah kita umat Islam dengan rela menjalaninya dengan hanya mengharap keridhoan Allah swt  
Sentuhan qolbu terhadap menggema dan menggeloranya suara Takbir, Tahmid dan Tahlil hari ini, hanya akan dirasakan bagi mereka yang betul betul menjalani Ibadah Puasa, demikian pula kegembiraan dan kebahagiaan hari Raya / Idul Fitri ini hanya akan dirasakan  bagi mereka yang taat menjalankan Ibadah Puasa, kondisi tersebut telah digambarkan oleh Nabi Muhammad saw sebagaimana sabdanya :
 “Bagi orang yang berpuasa mendapat dua kegembiraan; kegembiraan diwaktu berbuka dan kegembiraan diwaktu bertemu dengan Tuhannya “(Alhadis)
Idul Fitri / Hari Raya ini adalah hari kembalinya kaum muslimin kepada kesucian, hal ini terjadi karena umat Islam telah menjalankan Ibadah Puasa yang penuh dengan pendidikan konsientisasi (Penyadaran) dan telah membersihkan diri dan hartanya melalui Ibadah Zakat.
Ibadah Puasa Ramadhan adalah Ibadah yang oleh Allah swt telah dijanjikan akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu bagi mereka yang menjalankan Ibadah puasa dengan penuh keimanan dan ketaqwaan sebagaimana sabda Rosulullah saw,
 “Barang siapa yang berpuasa dibulan Ramadhon dengan iman danmengharap pahala Allah,maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (muttafaq alaih)
Sehingga sangat rasional jika hari ini kita mendekler sebagai manusia yang fitrah dan kita telah terlahir kembali tanpa ada dosa, karena dosa-dosa kita oleh Allah swt telah diampuni. Persoalannya sekarang adalah sejauhmana keimanan kita sewaktu menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan  tersebut? itu yang tahu hanyalah diri kita sendiri dan Allah swt
 Ibadah Zakat merupakan salah satu bentuk kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat muslim, sebab zakat disamping sebagai salah satu Rukun Islam yang lima juga merupakan Ibadah Sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan, untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu, guna untuk mensucikan dan mempertumbuhkan harta serta jiwa pribadi para wajib zakat, mengurangi penderitaan masyarakat, memelihara keamanan serta meningkatkan kesejahteraan. firman Allah dalam al Quran surat attaubat ayat 103
 Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Mendengar lagi Maha mengetahui
Dengan menjalankan Ibadah Puasa kemudian membayar zakat kita telah mensucikan diri dari sifat-sifat yang tercela dan keji serta kita telah terlahir kembali menjadi manusia yang memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi, santun, berkepribadian dan taqwa kepada Allah swt, maka berbahagialah orang-orang yang patuh dan taat melaksanakan perintah Alloh swt sebagaimana firman Allah dalam alquran surat al a’la ayat 14 – 15
 “ Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman). dan dia ingat nama Tuhannya lalu dia sembahyang
Dalam konsep Ekonomi Islam diajarkan bahwa harta merupakan barang amanat/titipan Illahi robbi yang berarti; harta diperuntukkan untuk kesejahteraan, tidak untuk ditimbun, dimonopoli, dipergunakan sebagai status sosial dsb, oleh sekelompok atau sebagian manusia,  sebab didalam harta seseorang menurut konsepsi ekonomi Islam terkandung hak orang lain, Firman Allah  dalam al quran surat adz dzariyat ayat 19
 “ Dan dalam harta harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat 
Hadirin Kaum Muslimin Rohima kumullah
Allahu Akbar x3 walillahil hamdu
Berangkat dari uraian diatas marilah dihari yang Fitri ini kita bersama-sama membersihkan hati kita, dari rasa bermusuhan, dengki, hasut, sombong, takabur, dan angkuh, kita ganti dengan sifat-sifat yang mulia yaitu rasa saling mencintai, menyayangi, santun, dermawan, pemaaf, solider, Melalui media silaturrahmi kita dapat saling mendatangi, meminta maaf atas perbuatan yang pernah kita lakukan, berjabat tangan dan mengedepankan persaudaraan, untuk saling memaafkan semua kesalahan yang pernah ada diantara kita
Semua perilaku yang dibenci Allah mari kita sudahi (akhiri), mari kita buka lembaran baru, kehidupan baru yang lebih Islami, kita harus sadar bahwa kita hidup bersama dalam sebuah komunitas, maka sangat logis apabila kita saling menyayangi, menghargai dan menghormati yang tua menyayangi yang muda dan yang muda menghormati yang tua, Yang tua memberi maaf kepada yang muda, ayah memberi maaf kepada anaknya, suami memberi maaf kepada istrinya, mertua memberi maaf kepada menantunya, demikian pula sebaliknya dan diantara kita sesama umat Islam dan sanak saudara untuk saling memberi maaf, minal aidin wal faizin
 Ketika bersilaturrahmi dahulukan kepada yang lebih tua, jika kedua orang tua kita masih hidup dahulukan dan jika telah tiada doakan semoga amalnya diterima oleh Allah swt dan diampuni semua dosa-dosanya.  Semoga Allah swt senantiasa memberikan Taufiq, Inayah, Hidayah dan perlindungan kepada kita. sehingga kita tetap menjadi mukmin, muslim yang muttaqin Amin.



Singosaren, 1 Syawal 1426 H / 3 November 2005 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar