Rabu, 29 September 2010

MEMBANGUN AKHLAQ BANGSA*
Oleh Drs. HM. Subki Risya, MH




 Dihari yang berbahagia ini marilah bersama-sama memanjatkan puji syukur dihadirat Allah swt yang telah memberikan taufiq, inayah dan hidayah-Nya, serta memanjangkan umur kita, sehingga kita dapat bertemu dengan Ramadhan bulan yang penuh berkah dan ampunan, sehingga kita dapat menjalankan Ibadah sholat Idul Fitri 1427 H/2006 M. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw  
Hari ini tanggal 1 syawal 1427H semua umat Islam diseluruh pelosok penjuru dunia menjalankan Ibadah sholat Idul Fitri sebagai rentetan puncak acara Ramadhan yang menghasilkan kembalinya umat Islam menjadi fitri/kembali suci, sebagaimana bayi yang terlahir dari rahim sang ibu, artinya tidak memiliki dosa, hal ini dikarnakan semua dosa umat  Islam yang menjalani Ibadah Puasa akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah swt sebagaimana sabda Rosulullah saw
 “Barangsiapa berpuasa dibulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan akan ampunan dari Allah swt, maka diampunilah dosa yang telah lalu” (Riwayat Buchori)
 Hadirin Kaum Muslimin Rohima kumullah
Allahuakbar x3 walillahil hamdu

Sebulan lamanya kita telah berpuasa ini artinya sebulan pula kita telah menjalani Training/Diklat dengan tujuan agar kita manjadi muttaqin sebagaimana firman Allah swt dalam surat albaqoroh ayat 183
 “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”
Berpijak dari ayat diatas menunjukan, bahwa tujuan Ibadah Puasa adalah agar kita menjadi muttaqin, sebagian ulama memberikan penjelasan bahwa yang dimaksud muttaqin adalah: Orang yang seluruh perbuatan dan perilakunya selalu mendatangkan kebaikan dan menghilangkan seluruh keburukan, baik; bagi dirinya sendiri maupun orang lain dan lingkungannya,
Ibadah Puasa sebagai salah satu sarana mencapai tingkatan muttaqin seorang mukmin. Hal ini didasarkan atas ketentuan, syarat  syahnya Puasa dan hal hal yang membatalkan Puasa. Ketentaun, syarat syahnya Puasa dan hal hal yang membatalkan Puasa pada hakekatnya merupakan methode latihan jasmani dan rohani yang menitik beratkan kepada tumbuh dan berkembangnya kesadaran dan ketaatan kaum muslimin sehingga pasca puasa diharapkan berperilaku lebih santun, baik secara social maupun secara keilahiaan/ketauhitan
Ibadah Puasa mendidik dan mengajak bagi semua umat muslim untuk merasakan  penderitaan bagi mereka yang tidak bisa makan, minum, tidak bisa menjalankan semua kesenangan setiap dia bernimat/menghendaki ,Situasi dan kondisi yang diderita oleh mereka yang tidak bisa makan, tidak bisa minum dan tidak bisa mewujudkan keinginannya akan secara langsung dirasakan oleh umat Islam yang sedang Puasa, sehingga Ibadah Puasa betul betul menjadi Lembaga Training/ Diklat baik secara jasmani dan rohani, Keharusan /kewajiban mengikuti Training/ Diklat ini tidak hanya berlaku bagi orang miskin, rakyat biasa atau petani tetapi berlaku bagi semua orang mukmin baik orang kaya, miskin, pejabat, petani, pengusaha dsb dengan tujuan agar menjadi orang-orang yang muttaqin
Hadirin kaum Muslimin Rohimakumullah
Allahuakbarx3 walillahil hamdu
Berdasarkan Pengalaman dan ketentuan syariat Islam bahwa Ibadah Puasa membentuk kepribadian yang santun baik dalam kehidupan social kemasyarakatan dan keibadahannya, hal ini dapat dirasakan bahwa semua yang berpuasa tidak ada yang menahan lapar dengan tidak makan dan tidak minum serta tidak menggauli istrinya disiang hari, hanya karena “tidak diketahui oleh orang lain”; akan tetapi menjalani ketentuan puasa tersebut hanya semata-mata karma taat menjalani perintah Allah swt; baik ada orang atau tidak ada orang tetap berpuasa artinya tidak melakukan hal-hal yang mengakibatkan batalnya Puasa.
Ketika Berpuasa dibulan Ramadhan kita dengan sadar memperbaiki perilaku kita misalnya “ketika kita sedang berpuasa lalu ada orang sedang berselisih /bertengkar dengan orang lain, maka tanpa sadar diantara kita selalu mengatakan puasa-puasa jangan berselisih / bertengkar nanti mengakibatkan rusaknya puasa kita” dll Jika perilaku sebagaimana tersebut diatas berlanjut sampai diluar Ramadhan dan berlangsung sepanjang tahun betapa indahnya lingkungan Masyarakat kita, sehingga tidak ada lagi orang yang berpura-pura, menipu diri dan bertengkar/berselisih dengan orang lain, dengan demikian fainsyaallah masyarakat baldatun toyibatun warobbun ghofur segera terwujud
Inilah tantangan bagi kita umat Islam untuk tetap mempertahankan kesucian diri melalui melaksanakan nilai-nilai Ibadah Puasa dalam kehidupan sehari-hari baik ketika menjadi Pedagang, Petani, Kontraktor, Guru, Pejabat dsb selalu berperilaku santun, jujur tidak berpura-pura dan selalu berbuat baik terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkunganya jika ini terjadi kita yakin bahwa bangsa kita akan segera terlepas dari krisis dimensional ini kedholiman segera mereda
Hadirin kaum Muslimin Rohimakumullah
Allahuakbarx3 walillahil hamdu
Untuk membimbing umat Islam agar betul betul mencapai tingkatan muttaqin Allah swt, dalam bulan Ramadhan menurunkan Alquran sebagai petunjuk dan alat untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga umat Islam berkepribadian dan berperilaku santun baik sesama manusia maupun dengan lingkungannya hal ini dapat dilihat dalam alquran surat  albaqoroh ayat 185
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan)Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelesan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)….”
Ayat ini dengan tegas menunjukkan kepada kita bahwa kedudukan dan fungsi alquran bagi umat Islam adalah sebagai pedoman hidup; artinya bahwa umat Islam harus menjalankan nilai nilai alquran baik dalam urusan dunia maupun dalam urusan akhirat,sehingga Allah berfirman dalam surat jumat ayat 10
“Apabila telah ditunaikan sembahyang/sholat maka bertebaranlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak banyak supaya kamu beruntung”
Allah dengan tegas memerintahkan kita  untuk berusaha dalam rangka mencari karunia Allah; salah satunya adalah berusaha mencari rizki baik dengan cara berdagang, bertani, menjual jasa / biro jasa ,menjadi pegawai/pejabat dsb dan kita diwajibkan untuk selalu dzikir/ingat kepada Allah swt agar kita tidak menjadi kelompok/golongan orang-orang yang tersesat dan kita tetap menjadi orang-orang yang beruntung, dengan berusaha mencari karunia Allah dimuka bumi tersebut diharapkan kita dapat berbahagia (hidup layak) baik didunia maupun diakhirat
“Wahai Tuhan kami berilah kami kehidupan yang baik didunia dan kehidupan yang baik diakhirat dan lepaskan kami dari siksa api neraka”
Ketika kita menjadi orang yang beruntung dimana kita dapat menikmati kehidupan yang layak; artinya kita telah memiliki harta yang lebih dan telah mencapai nisabnya, yang diperoleh melalui jalan yang halal, dan baik dengan cara menjadi pedagang, petani, dokter, kontrraktor, perbankan dsb kita wajib mengeluarkan zakat, apabila telah memenuhi persyaratannya, sebab didalam harta yang kita peroleh dan kumpulkan tersebut terdapat hak orang fakir/miskin sebagaimana firman Allah swt dalam surat adzdzariyat ayat  19
“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian artinya orang miskin yang yang tidak meminta" 
Hadirin kaum Muslimin Rohimakumullah
Allahuakbarx3 walillahil hamdu
Pengertian zakat secara redaksional para ulama berbeda antara yang satu dengan lainnya, akan tetapi pada prinsipnya sama yaitu bahwa zakat itu adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu yang Allah swt mewajibkan kepada pemiliknya untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu.
Harta yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang dan bertambah suci dan baik sebagaiamana firman Allah swt dalam surat Attaubah 103 
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketrentaman jiwa bagi mereka Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Ayat diatas memberikan pemahaman kepada kita bahwa zakat mengandung nilai kemanusiaan yang sangat tinggi hal ini dapat dijadikan dasar bagi kita untuk membangun akhlaq bangsa Indonesia yang sedang dilanda krisis kemanusiaan; dimana orang berbuat dholim tidak merasa bersalah, orang menyengsarakan orang lain tidak merasa berdosa; hal ini dapat dilihat betapa tingginya kecurangan dinegeri ini, kita termasuk lima besar Negara terkorup dunia
Adapun hikmah dan manfaat zakat antara lain adalah :
Pertama: Sebagai implementasi dari keimanan terhadap Allah swt, mensyukuri nikmat yang diberikan Allah swt, membangun akhlaq atau moral yang mulia, empati terhadap penderitaan orang lain, menghilangkan sifat kikir, rakus dan materialistis, menumbuhkan ketenangan hidup,  membersihkan harta dan mengembangkan harta yang dimiliki sebagaimana firman Allah dalam suarat arum ayat 39 
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah harta manusia ,maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah.Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang maksudkan untuk mencapai keridhoaan Allah,maka(yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)
Kedua: Zakat merupakan hak mustahik berfungsi untuk menolong, membantu dan membina mereka terutama fakir miskin kearah kehidupan yang lebih baik dan sejahtera ,sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak dan beribadah kepada Allah swt, terhindar dari kekufuran, sekaligus menghilangkan sifat iri, dengki dan hasud yang mungkin timbul dari kesenjangan social yang terjadi antara sikaya dan simiskin
Orang yang tidak mau mengeluarkan zakat  dan kikir akan menjadi pemicu lahirnya kecemburuan social dimasyarakat, juga mengundang azab Allah swt sebagaimana firman Allah swt dalam surat AnNisa’ ayat 37 “(yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh orang lain berbuat kikir dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan”
Ketiga: Zakat sebagai instrument pemerataan pendapatan. Zakat yang dikelola dengan baik dimungkinkan menjadi alternative untuk menumbuh kembangkan ekonomi sekaligus pemerataan pendapatan. Zakat juga merupakan institusi yang komprehensip untuk distribusi harta, karena hal ini menyangkut harta setiap muslim secara praktis saat hartanya telah sampai melewati nishopnya. Akumulasi harta ditangan seseorang atau sekelompok orang kaya saja, secara tegas Allah swt melarang sebagaimana firmannya dalam surat al Hasyr ayat 7 “…. Supaya harta itu jangan hanya beredar diantara orang-orang kaya saja diantara kamu….”
Berangkat dari uraian diatas diharapkan kita umat Islam dihari Idul Fitri ini dapat meningkatkan amal Ibadah kita, baik Ibadah mahdhoh maupun ibadah social, sehingga training/diklat yaitu menjalani Ibadah Puasa yang kita jalani sebulan tersebu, betul-betrul ada manfaatnya bagi perilaku dan kepribadian kita, masyarakat dan bangsa kita, mudah-mudahan Allah swt mengabulkan apa yang menjadi cita-cita kita bersama yaitu menjadi orang yang muttaqin dan mampu mengimplementasikan dalam kehidupan yakni sebagai orang yang santun dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara Amin
Hadirin kaum Muslimin Rohimakumullah
Allahuakbarx3 walillahil hamdu
Dihari Idul Fitri ini marilah kita bersama-sam membersihkan hati kita melalui saling memberikan maaf diantara kita. Hilangkan rasa benci, rasa dengki gantilah semua itu dengan rasa kasih sayang, mahabbah dan marhamah. Marilah kesempatan yang indah ini kita gunakan untuk saling bersilaturrahmi saling mengunjungi kepada kedua orang tua, sanak keluarga dan sahabat untuk saling memberi maaf dengan hati yang tulus.
Dalam melaksanakan silaturrahmi harus didasari dengan hati terbuka, bermuka manis dan tidak berpura-pura dan menipu diri, kita saling memaafkan kesalahan diantara kita, mari kita buka lembaran kehidupan baru kita tutup lembaran kehidupan yang lama
Apabila orang tua kita masih hidup dan dimungkinkan dapat dihadulukan maka datangilah/kunjungilah kedua orang tua kita terlebih dahulu sebelum berkunjung/bersilaturrahmi keorang lain dan apabila kedua orang tua kita telah tiada marilah kita doakan semoga mendapat ampunan dari Allah swt dan ditempatkan disurga-Nya.selanjutnya apabila kita bersilaturrahmi maka kita sebelum masuk rumah maka ucapkan salam .
Yang tua memaafkan yang muda ayah memberikan maaf kepada anaknya suami memberikan maaf kepada istrinya mertua memberikan maaf kepada menantunya demikian pula sebaliknya.Semoga Allah swt senantiasa memberikan perlindungan, petunjuk dan hidayahnya kepada kita sehingga kita betul mendapat ampunan dari Allah swt Amin.

 Singosaren 1 syawal 1427 H
* Disampaikan dalam Khutbah Idul Fitri 1427H di Masjid Almupala Randu Alas Ponorogo Jawa Timur
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar